BATUAN DASAR CEKUNGAN TERSIER SUMATRA SELATAN

BATUAN DASAR CEKUNGAN TERSIER SUMATRA SELATAN

Batuan dasar di Sumatra Selatan telah terbukti menjadi reservoir hidrokarbon, seperti pada lapangan Suban, dan sewajarnya juga ditemui pada daerah lainnya. Sebelum dibahas lebih lanjut mengenai potensi hidrokarbon dari batuan dasar ini, alangkah baiknya kita kenali lebih dahulu konfigurasi  batuan dasar ataupun batuan pra-Tersier yang ada di Sumatra pada umumnya dan Sumatra Selatan khususnya yang pernah diteliti oleh penulis pada tahun 2010-2011 pada salah satu lapangan di Jambi.

Menurut Salim dkk (1995) sejarah geologi tentang batuan pre-Tersier adalah tidak terlalu dikenali. Deskripsi kejadian pre-Tersier adalah berdasarakan pada penggalan data dari singkapan di Jajaran Pegunungan Barisan, Gunung Tiga Puluh, dan Gunung Dua Belas dan di kepulauan di timur Sumatra seperti Pulau Bangka, Belitung, Singkep dan juga dari data sumur. Bervariasi pada komposisi, bagian pre-Tersier terusun atas granit, kuarsit, batugamping, serpih, meta-sedimen, filit, sekis, andesit, dan basalt. Umur sekuen litologi pre-Tersier berkisar antara Paleozoik akhir sampai Mesozoik Akhir.

Gambar 1. Sebaran Jenis Batuan Dasar di Cekungan Sumatra Selatan (Ginger dan Fielding, 2005)
Gambar 1. Sebaran Jenis Batuan Dasar di Cekungan Sumatra Selatan (Ginger dan Fielding, 2005)

Continue reading “BATUAN DASAR CEKUNGAN TERSIER SUMATRA SELATAN”

GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN OMBILIN

GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN OMBILIN

A. Struktur Geologi 

Menurut Situmorang dkk (1991) secara umum Cekungan Ombilin dibentuk oleh dua terban berumur Paleogen dan Neogen, dibatasi oleh sesar Tanjung Ampalu berarah utara-selatan. Menurut Hastuti, dkk (2001) terdapat 5 fase tektonik yang bekerja di cekungan Ombilin pada saat Tersier seoerti pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Gambar 1. Tektonostratigrafi Cekungan Ombilin (Hastuti, dkk, 2001)
Gambar 1. Tektonostratigrafi Cekungan Ombilin (Hastuti, dkk, 2001)

Skema perkembangan Cekungan Ombilin dari Pra-Tersier sampai dengan sekarang sebagai strike slip basin adalah seperti di gambar 2. Continue reading “GEOLOGI REGIONAL CEKUNGAN OMBILIN”

KERANGKA TEKTONIK DAN PERKEMBANGAN STRUKTUR CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

KERANGKA TEKTONIK DAN PERKEMBANGAN STRUKTUR CEKUNGAN SUMATRA SELATAN

Kerangka Tektonik Sumatra

Pulau Sumatra terletak di baratdaya dari Kontinen Sundaland dan merupakan jalur konvergensi antara Lempeng Hindia-Australia yang menyusup di sebelah barat Lempeng Eurasia/Sundaland. Konvergensi lempeng menghasilkan subduksi sepanjang Palung Sunda dan pergerakan lateral menganan dari Sistem Sesar Sumatra.

Gambar Pembentukan Cekungan Belakang Busur di Pulau Sumatra (Barber dkk, 2005).
Gambar 1. Pembentukan Cekungan Belakang Busur di Pulau Sumatra (Barber dkk, 2005).

Subduksi dari Lempeng Hindia-Australia dengan batas Lempeng Asia pada masa Paleogen diperkirakan telah menyebabkan rotasi Lempeng Asia termasuk Sumatra searah jarum jam. Perubahan posisi Sumatra yang sebelumnya berarah E-W menjadi SE-NW dimulai pada Eosen-Oligosen. Perubahan tersebut juga mengindikasikan meningkatnya pergerakan sesar mendatar Sumatra seiring dengan rotasi. Subduksi oblique dan pengaruh sistem mendatar Sumatra menjadikan kompleksitas regim stress dan pola strain pada Sumatra (Darman dan Sidi, 2000). Karakteristik Awal Tersier Sumatra ditandai dengan pembentukkan cekungan-cekungan belakang busur sepanjang Pulau Sumatra, yaitu Cekungan Sumatra Utara, Cekungan Sumatra Tengah, dan Cekungan Sumatra Selatan (Gambar 1). Continue reading “KERANGKA TEKTONIK DAN PERKEMBANGAN STRUKTUR CEKUNGAN SUMATRA SELATAN”

Geologi Zona Rembang

Geologi Zona Rembang


Geomorfologi

Zona ini meliputi pantai utara Jawa yang membentang dari Tuban ke arah timur melalui Lamongan, Gresik, dan hampir keseluruhan Pulau Madura. Merupakan daerah dataran yang berundulasi dengan jajaran perbukitan yang berarah barat-timur dan berselingan dengan dataran aluvial. Lebar rata-rata zona ini adalah 50 km dengan puncak tertinggi 515 m (Gading) dan 491 (Tungangan). Litologi karbonat mendominasi zona ini. Aksesibilitas cukup mudah dan karakter tanah keras.

Jalur Rembang terdiri dari pegunungan lipatan berbentuk Antiklinorium yang memanjang ke arah Barat – Timur, dari Kota Purwodadi melalui Blora, Jatirogo, Tuban sampai Pulau Madura. Morfologi di daerah tersebut dapat dibagi menjadi 3 satuan, yaitu Satuan Morfologi dataran rendah, perbukitan bergelombang dan Satuan Morfologi perbukitan terjal, dengan punggung perbukitan tersebut umumnya memanjang berarah Barat – Timur, sehingga pola aliran sungai umumnya hampir sejajar (sub-parallel) dan sebagian berpola mencabang (dendritic). Sungai utama yang melewati daerah penyelidikan yaitu S. Lusi, yang mengalir ke arah Baratdaya, melalui Kota Blora dan bermuara di Bengawan Solo. Continue reading “Geologi Zona Rembang”

Geologi Pegunungan Selatan

Geologi Pegunungan Selatan


1. Fisiografi dan Geomorfologi Regional

Menurut Van Bemmelen ( 1949, hal. 596), Pegunungan Kulon dilukiskan sebagai dome besar dengan bagian puncak datar dan sayap-sayap curam, dikenal sebagai “Oblong Dome”. Dome ini mempunyai arah utara timur laut – selatan barat daya, dan diameter pendek 15-20 Km, dengan arah barat laut-timur tenggara.

Sketsa Fisografi Jawa (Van Bemmmelen, 1949) dan Citraan Landsat (SRTM NASA, 2004)
Gambar Sketsa Fisografi Jawa (Van Bemmmelen, 1949) dan Citraan Landsat (SRTM NASA, 2004)

Di bagian utara dan timur, komplek pegunungan ini dibatasi oleh lembah Progo, dibagian selatan dan barat dibatasi oleh dataran pantai Jawa Tengah. Sedangkan di bagian barat laut pegunungan ini berhubungan dengan deretan Pegunungan Serayu.

Continue reading “Geologi Pegunungan Selatan”

Geologi Gunung Ungaran

Geologi Gunung Ungaran

Geologi Gunung Ungaran

1. Fisiografi Regional

Pulau Jawa secara fisiografi dan struktural, dibagi atas empat bagian utama (Bemmelen, 1970) yaitu: – Sebelah barat Cirebon (Jawa Barat) – Jawa Tengah (antara Cirebon dan Semarang) – Jawa Timur (antara Semarang dan Surabaya) – Cabang sebelah timur Pulau Jawa, meliputi Selat Madura dan Pulau Madura Jawa Tengah merupakan bagian yang sempit di antara bagian yang lain dari Pulau Jawa, lebarnya pada arah utara-selatan sekitar 100 – 120 km. Daerah Jawa Tengah tersebut terbentuk oleh dua pegunungan yaitu Pegunungan Serayu Utara yang berbatasan dengan jalur Pegunungan Bogor di sebelah barat dan Pegunungan Kendeng di sebelah timur serta Pegunungan Serayu Selatan yang merupakan terusan dari Depresi Bandung di Jawa Barat.

Pegunungan Serayu Utara memiliki luas 30-50 km, pada bagian barat dibatasi oleh Gunung Slamet dan di bagian timur ditutupi oleh endapan gunung api muda dari Gunung Rogojembangan, Gunung Prahu dan Gunung Ungaran.

Gunung Ungaran merupakan gunung api kuarter yang menjadi bagian paling timur dari Pegunungan Serayu Utara. Daerah Gunung Ungaran ini di sebelah utara berbatasan dengan dataran aluvial Jawa bagian utara, di bagian selatan merupakan jalur gunung api Kuarter (Sindoro, Sumbing, Telomoyo, Merbabu), sedangkan pada bagian timur berbatasan dengan Pegunungan Kendeng (Gambar 2.1). Bagian utara Pulau Jawa ini merupakan geosinklin yang memanjang dari barat ke timur (Bemmelen, 1970).

Sketsa fisiografi Pulau Jawa bagian tengah (Bemmelen,1943 vide Bemmelen, 1970, dengan modifikasi)

Sketsa fisiografi Pulau Jawa bagian tengah (Bemmelen,1943 vide Bemmelen, 1970, dengan modifikasi)

Continue reading “Geologi Gunung Ungaran”

Geologi Pegunungan Kendeng

Zona Kendeng

Geologi Pegunungan Kendeng

Fisiografinya

Gambar Sketsa Fisografi Pulau Jawa Bagian Timur (de Genevraye and Samuel, 1972)

 

Zona Kendeng  juga sering disebut Pegunungan Kendeng dan adapula yang menyebutnya dengan Kendeng Deep, adalah antiklinorium berarah barat-timur. Pada bagian utara berbatsan dengan Depresi Randublatung, sedangkan bagian selatan bagian jajaran gunung api (Zona Solo). Zona Kendeng merupakan kelanjutan dari Zona Pegunungan Serayu Utara yang berkembang di Jawa Tengah. Mandala Kendeng terbentang mulai dari Salatiga ke timur sampai ke Mojokerto dan menunjam di bawah alluvial Sungai Brantas, kelanjutan pegunungan ini masih dapat diikuti hingga di bawah Selat Madura.

Menurut Van Bemmelen (1949),  Pegunungan  Kendeng dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian barat yang terletak di antara G.Ungaran dan Solo (utara Ngawi), bagian tengah yang membentang hinggaJombang dan bagian timur mulai dari timur Jombang hingga Delta Sungai Brantas dan menerus ke Teluk Madura. Daerah penelitian termasuk dalam Zona Kendeng bagian barat.

Continue reading “Geologi Pegunungan Kendeng”